Minggu, 27 Januari 2008

Selamat Jalan Pak Harto

2222698684 22572dac26 O

Selamat Jalan Bapak Pembangunan Indonesia

Jenderal Besar Bintang Lima Haji Mohammad Soeharto

Semoga Arwah Beliau Diterima Disisi-Nya Sesuai Dengan Amal Dan Ibadahnya

Dan Keluarga Yang ditinggalkan Diberikan Ketabahan.

Selasa, 22 Januari 2008

Teknik Dasar Lemparan Atas Setinggi Bahu

Teknik Dasar Lemparan Atas Setinggi Bahu
Teknik ini merupakan teknik yang sering digunakan dalam permainan bola tangan, karena teknik ini sangat efisien dan efektif saat permainan berlangsung, terutama dalam lemparan yang jaraknya jauh.

Posisi Awal










Cara Memegang Bola

Seluruh ruas jari dibuka untuk memegang bola.

Posisi Siku




















Gerakan Kaki Lanjutan

Gerakan 2










Posisi Lengan











Pergelangan tangan










Posisi Kaki









Gerakan 3












Gerakan Akhir










sumber :tika Prastiwi

BOLA TANGAN


Sejarah Bola Tangan
Bola tangan merupakan salah satu olahraga yang sampai saat ini dapat ditelusuri kebenaran sejarahnya dan telah berusia sangat tua. Sebuah fakta meyakinkan telah menunjukkan bahwa seseorang laki-laki akan senantiasa lahir mahir menggunakan tangan daripada kaki. Sebagaimana telah diikrami oleh sejarawan olahraga terkenal, bahwa ia telah memainkan bola tangan jauh lebih awal daripada sepak bola (IHF info, 2005). Permainan bola tangan yang dimainkan pada masa Yunani kuno merupakan sebuah isyarat terciptanya olahraga bola tangan modern. Dimana bentuk permainan dan peraturannya masih sangat berbeda. Sebagaimana dalam Fangballspiel atau permainan tangkap bola yang diperkenalkan dalam sebuah lagu oleh seorang penulis puisi Jerman bernama Walther von der Vogelweide(1170-1230), dimana semua keterangan tersebut merupakan tanda-tanda pasti yang bisa digambarkan sebagai bentuk kuno dari permainan bola tangan.. Pada tahun 1848 seorang adminstrasi olahraga Denmark memberikan izin untuk permainan bola tangan agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Denmark dan mendorong untuk segera menyertakan aturan dalam permainan bola tangan.

Sejarah bola tangan dalam olimpiade
Dimulai di Berlin Jerman tahun 1938 sampai terakhir di Athena Yunani tahun 2004.
Berikut catatan penting tentang pelaksanaa olimpiade dari periode ke periode:
olimpiade Berlin tahun 1938
olimpiade Helsinki tahun 1952
olimpiade Munich tahun 1972
olimpiade Montreal tahun 1976
olimpiade Moscow tahun 1980
olimpiade Los Angeles tahun 1984
olimpiade Seoul tahun 1988
olimpiade Barcelona tahun 1992
olimpiade Atlanta tahun 1996
olimpiade Sydney tahun 2000
olimpiade Athena tahun 2004
lapangan Permainan

Peraturan Permainan
Pemain berjumlah enam orang dan satu penjaga gawang. Obyek dari permainan ini ialah melempar bola sampai masuk menjadi gol di gawang lawan. Bola tangan dimainkan diatas lapangan dengan panjang 40 m dan lebar 20 m. Saat berlangsung permainan, masing-masing tim terdiri atas 6 pemain dan 1 penjaga gawang. Waktu yang digunakan adalah 2 x 30 menit. Semua orang boleh bermain bola tangan tetapi bola harus disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, dan besar seseorang. Aturan permainan hampir sama dengan sepak bola.

Pinalti Terjadi Karena
Pelanggaran pertama seorang pemain mendapat peringatan dari wasit dengan melayangkan kartu kuning
Pelanggaran kedua sebuah penangguhan waktu selama 2 menit yang akan diberikan kepada pemain. Selama waktu itu sebuah tim bermain tanpa satu pemain. Pemain memungkinkan kembali bermain hanya setelah selesai waktu penangguhan dan masuk ke dalam daerah pergantian pemain.

Jalannya Permainan
Pemain terdiri dari 2 tim masing-masing terdiri 7 orang, 6 sebagai pemain 1 sebagai penjaga gawang. Dimulai di tengah lapangan untuk jumpball, cara melempar bola dengan passing, dribbling dengan 3 langkah, cara memasukkan bola dengan shoting dari garis luar setengah lingkaran depan gawang.

Teknik-Teknik Yang Digunakan
dribbling: dribbling lurus, dribbling silang.
passing: lemparan atas setinggi bahu, lemparan sisi, lemparan lompat, lemparan bawah, lemparan tolak
shoting: tembakan tengah, tembakan pinggang, tembakan melayang.

Gambar Lapangan




Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut, terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya berkaitan dengan kelainan fisik semata-mata, tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.

Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh pemahaman guru terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling penting dalam hal sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap perkembangan mental dan psikologis anak.

Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori pembelajaran gerak, perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-disiplin itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak belajar, dan yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru dikaitkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar.

Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa atau roh, dan logos, yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara ilmiah, dan untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak, termasuk ciri-ciri manusia ketika belajar.

Pendidikan jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui teori gerak dan teori belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa yang perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar secara efektif.

Jika dahulu para guru penjas lebih bersandar pada teori belajar behaviorisme, yang lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang apa yang terjadi di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang ditunjang oleh berkembangan teori belajar kognitivisme.

Bersandar secara berlebihan pada teori belajar behaviorisme tentu mengandung kelemahan tertentu, karena mendorong dan membenarkan guru dengan proses pembelajaran yang sangat mekanistis; sekedar terjadi persambungan antara stimulus (aba-aba guru) dengan respons siswa (gerakan siswa), yang diperkuat oleh adanya reinforcement (ucapan pujian dari guru). Akibatnya, guru pun umumnya abai dengan bagaimana sebenarnya proses yang terjadi di dalam otak dan perangkat gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu mempertimbangkan kualitas dari proses pembelajaran, termasuk keharusan untuk melibatkan proses berpikir dari anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya gagasan apapun dalam pelajaran, dan klaim bahwa penjas memiliki peranan dalam pengembangan kemampuan intelektual anak tidak terbuktikan secara nyata.
Perkembangan teori belajar kognitivisme menguak fakta kekakuan proses pembelajaran penjas tersebut. Dalam salah satu teori belajar pengolahan informasi (information processing theory) diungkap bahwa idealnya pembelajaran gerak adalah sebuah proses pengambilan keputusan, yang secara hirarkis akan selalu melalui tiga tahapan yang tetap, yaitu tahap mengidentifikasi stimulus, tahap memilih respons, dan tahap memprogram respons. Jika pada proses pembelajaran siswa diberi kesempatan dan didorong untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan pengambilan keputusannya, maka secara pasti kemampuannya tersebut terlatih, karena masing-masing perangkat yang berhubungan dengan ketiga tahapan pengambilan keputusan itupun kemampuannya semakin meningkat pula.Dari pemahaman terhadap landasan psikologis itulah, maka pembelajaran penjas yang baik tidak cukup hanya dengan memberikan perintah dan tugas-tugas gerak semata (misalnya dengan instruksi yang klasik seperti, “... ketika kamu menerima bola, kamu lari ke arah sana, lalu kamu lempar bola itu ke si A, dan kamu kembali ke sini”), melainkan harus pula dibarengi dengan upaya memberikan kesempatan pada mereka untuk menganalisis situasi dan berikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri (misalnya: “... baik, ketika posisi lapangan ketat dan kamu dijaga terus oleh lawan, kira-kira kemanakah kamu harus melempar bola? Coba kita praktekkan, apakah keputusanmu sudah tepat atau tidak?”).

Landasan Sosiologis dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas pendidikan jasmani mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat kualitas dari perkembangan sosial yang dapat dikembangkan dan dipengaruhi dalam proses penjas di antaranya adalah kepemimpinan, karakter moral, dan daya juang
Sosiologi berkepentingan dengan upaya mempelajari manusia dan aktivitasnya dalam kaitannya dengan hubungan atau interaksi antar satu manusia dengan manusia lainnya, termasuk sekelompok orang dengan kelompok lainnya. Di sisi lain, sosiologi berhubungan juga dengan ilmu yang menaruh perhatian pada lembaga-lembaga sosial seperti agama, keluarga, pemerintah, pendidikan, dan rekreasi. Singkatnya, sosiologi adalah ilmu yang berkepentingan dalam mengembangkan struktur dan aturan sosial yang lebih baik yang dicirikan oleh adanya kebahagiaan, kebaikan, toleransi, dan kesejajaran sosial.
Dikaitkan dengan landasan tersebut, seorang guru penjas sesungguhnya adalah seorang sosiologis yang perlu mengetahui prinsip-prinsip umum sosiologi, agar mampu memanfaatkan proses pembelajarannya untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui penjas. Sebagaimana dikemukakan Bucher, guru yang mengerti sosiologi dalam konteks kependidikan akan mampu mengembangkan minimal tiga fungsi:
(1) pengaruh pendidikan pada institusi sosial dan pengaruh kehidupan kelompok pada individu, seperti bagaimana sekolah berpengaruh kepribadian atau perilaku individu;
(2) hubungan manusia yang beroperasi di sekolah yang melibatkan siswa, orang tua, dan guru dan bagaimana mereka mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu; \
(3) hubungan sekolah kepada institusi lain dan elemen lain masyarakat, misalnya pengaruh dari pendidikan pada kehidupan masyarakat kota.

Teknik Start Jongkok

Posisi Bersedia:

Kedua kaki dalam menyentuh blok depan dan belakang; lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus kebawah.

Posisi Siaap:
Lutut ditekan kebelakang; lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku (90 derajat); lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120-140 derajat; dan pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong kedepan, serta bahu sedikit lebih maju kedepan dari kedua tangan.

Posisi Yaak:
badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start-blok; kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian;kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorong kaki depan dengan cepat sedangkan badan condong kedepan; lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.

Pencak Silat dalam Era Kolaborasi dan Komunitas

Mungkin terasa janggal makna dari kolaborasi dalam dunia pencak silat di era modern saat ini, banyak pula kritikan bahkan kecirigaan yang berlebih menanggapi pencak silat dalam kolaborasinya dalam sebuah komunitas. Batasan atau skat-skat yang selama ini menjadi penjara informasi menyebabkan banyak ketertinggalan dalam dunia pencak silat, penggalian informasi sudah sejak lama dilakukan dengan dan oleh beragam media sebut saja Majalah maupun media elekronik lainnya. Batasan-batasan informasi pun semakin diperluas oleh gerakan komunitas dalam pencak silat yang menyebabkan pesilat melakukan kerjasama yang apik, unik dalam menggali dan bertukar informasi tentang pencak silat dalam kaidah kolaborasi. Sebagai contoh wikipedia adalah salah satu media web yang menggunakan kekuatan kolaborasi ini, setiap orang dari di belahan dunia manapun saling berbagi dan memberi informasi tentang apa yang mereka ketahui dan menjadikan wikipedia sebagai salah satu ensiklopedia terluas dan terlengkap saat ini. Hal ini dibangun oleh komunitas “open mind” yang menyadari bahwa informasi sangatlah penting bagi kehidupan manusia baik sejarah dan perkembangannya, lalu bagaimana dengan pencak silat?

Kolaborasi bisa terjadi bila masing-masing individu dalam hal ini pesilat yang telah menyadari bahwa informasi mengenai pencak silat adalah milik umum, apalagi kebenaran informasi akan menjadi tolak ukur karena saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh sebuah aliran yang sulit di telusuri karena ada perguruan silat yang merahasiakan sejarah aliran tertentu, lalu bagaimana informasi tentang kebenaran bisa di ungkapkan?, salah satunya karena sesunggunya informasi adalah milik umum dan apapun yang dirahasiakan atau di tutupi akan tetap kembali menjadi milik umum atau public. Dalam fenomena berkomunitas dibutuhkan hal-hal berikut antara lain :
1. Opennes – keterbukaan
2. Sharing – berbagi
3. Action global – bertindak global
4. Peering – kerjasama

Empat syarat inilah yang akan menentukan berkembangnya komunitas dalam menggali pencak silat dalam berbagai aspek dan sejarahnya. Dalam komunitas pola hubungan antar pesilat dibentuk, dan disertai dengan kegiatan, kecendurungan ini akan menghasilkan sebuah fenomena pencak silat menjadi sebuah beladiri yang terjaga, terlindungi, terawat dan terbuka. Walaupun ada sebagian pesilat yang mengkritik dengan tajam tentang tujuan berkomunitas tapi hal ini tidak akan berlangsung lama, karena umumnya setalah mereka mengetahui, merasakan bagaimana komunitas itu bekerja disinilah kesadaran dan kerbukaannya mulai tumbuh. Komunitas hadir karena ruang informasi yang sempit dan terbatas, dan situasi ini memang sengaja di ciptakan oleh beberapa perguruan yang sengaja menutup rapat-rapat perguruannya karena ada hal-hal yang tidak ingin diketahui public, padahal kalau mau jujur perguruan tersebut mendapatkan atau mengolah jurus-jurusnya dari aliran yang berkembang saat itu, lalu di kolaborasikan di dalam perguruannya dan jadilah sebuah perguruan yang memiliki jurus-jurus yang handal. Lain halnya bila perguruan tersebut memang terbatas dalam pengelolaannya, sehingga tidak tersedia Sumber daya manusia yang mampu.

Dari sini bisa di tarik kesimpulan bahwa silat bukanlah milik sebuah perguruan tertentu, kewajiban sebuah perguruan adalah menjaga kemurnian alirannya dengan baik dengan memberikan informasi yang benar, bukan di tutupi. Karena dengan menutup diri, informasi akan tersumbat dan menyebabkan orang lain salah dalam memandang perguruan tersebut. Kini saatnya pesilat harus membuka diri, tidak ada batasan seorang pesilat untuk belajar lebih jauh, berikan informasi yang benar dan catatlah semua sejarah dalam dokumentasi yang baik, jangan sampai silat kita ini terus menerus menjadi anak tiri di negerinya sendiri. Inung R

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani

1. Tujuan Pendidikan Jasmani:

  1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
  2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
  3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani
  4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
  5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
  6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
  7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain
  8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
  9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

    2. Fungsi Pendidikan Jasmani adalah:

  1. Aspek organik
    1. menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan
    2. meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot
    3. meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama
    4. meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama
    5. meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

    b. Aspek neuromuskuler

    1. meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot
    2. mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir, dan menarik
    3. mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok
    4. mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli
    5. mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan
    6. mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain sebagainya
    7. mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya.

    c. Aspek perseptual

    1. mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat
    2. mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya
    3. mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki
    4. mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis
    5. mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang
    6. mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri
    7. mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

    d. Aspek kognitif

    1. mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan
    2. meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika
    3. mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi
    4. meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani
    5. menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya
    6. meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

    e. Aspek sosial

    1. menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada
    2. mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok
    3. belajar berkomunikasi dengan orang lain
    4. mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok
    5. mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat
    6. mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat
    7. mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif
    8. belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
    9. mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

    f. Aspek emosional

    1. mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani
    2. mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton
    3. melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat
    4. memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
    5. menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

TEKNIK DASAR BADMINTON

1. Pegangan Raket (Grip)

Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.

Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.

Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).

Jenis Pegangan Raket
Pada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.

Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.

Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.

Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).

Cara Memegang Raket Forehand
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.

Cara Memegang Raket Backhand
Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.

Cara Latihan
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
5. Bouncing ball.

Kesalahan Yang Terjadi
a. Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.
b. Posisi "V" tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.

2. Footwork

Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.

3. Sikap dan Posisi

Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan
Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.
3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.
5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.

Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki
Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.
2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.
3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.
4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.

4. Hitting Position

Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas.

Hal yang perlu diperhatikan:
a. Overhead (atas) untuk right handed
- Posisi badan menyamping dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kid. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
- Posisi badan harus selalu berada di belakang bola yang akan dipukul.
b.Untuk pukulan underhand(bawah)/net
- Posisi memukul adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kid di belakang.
- Lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun. Kerendahannya sesuai dengan ketinggian bola yang akan dipukul. Sedangkan saat bola dipukul posisi kaki kid harus tetap berada di belakang dan hanya bergeser ke depan sedikit.
c. Untuk footwork maju-mundur

Cara Latihan
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan.
2. Dari tengah ke belakang.
3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.

Kesalahan yang Terjadi
1. Pada ready position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya reaksi menjadi lambat.
2. Posisi lutut lurus, tidak bengkok.
3. Pada posisi memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya pukulan tidak kuat.
4. Pada posisi underhand, kaki kiri berada di depan, keseimbangan kaki tidak ada dan sulit mengarahakan bola dengan tepat.
5. Lutut/paha tidak turun, jangkauan kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.

5. Service (Service)

Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.

Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.

Dalam permainan bulutangkis, ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.

Servis Forehand

a. Servis Forehand Pendek
- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.
- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.

b. Servis Forehand Tinggi
- Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.
- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.
- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.
- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.

Servis Backhand

Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).

Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.
1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.
3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.
4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.

Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.

Servis yang Salah :
1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
4. Kaki kiri melakukan langkah.
5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.

Servis yang Benar :
1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
3. Kaki kiri statis.
4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.
6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.

6. Pengembalian Service

Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga is terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.
1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik "pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.
2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.
3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.

7. Underhand (Pukulan dari Bawah)

Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.

Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.

Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.

Fungsi pukulan dasar ini antara lain:
- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.
- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.
- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan forehand dan backhand.

Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.

Ada dua jenis pukulan underhand:
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.
2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.
3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.
4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.
5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.

Cara Latihan
Untuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan.

8. Overhead Clear/Lob

Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.

Ada dua jenis overhead lob :
1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.
2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus diupayakan selalu bera di belakang bola.
4. Bola dipukul seperti gerakan melempar.
5. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola, Ialu dilepas, sedang raket jatuh di depan badan.
6. Lecutkan pergelangan (raket) saat kena bola.

Cara Latihan
1. Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
2. Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi preparation sama dengan overhead biasa.
2. Karena, biasanya bola berada jauh di belakang kepala kita, untuk menjangkaunya, pertama badan diputar yaitu dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang, lalu lompatkan kaki kanan sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok yang berada di belakang kepala, sehingga terjadi perpindahan berat badan.
3. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak berjingkat), badan harus condong ke depan.

9. Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash

Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.

10. Smash

Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.

Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes melingkar atas kepala

Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang tepat.
2. Perhatikan pegangan raket.
3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap berkonsentrasi pada kok.
4. Perkenaan raket dan kok di atas kepala dengan cara meluruskan lengan untuk menjangkau kok itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok.
5. Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak Ian-jut ayunan raket yang sempurna ke depan badan.

11. Dropshot (Pukulan Potong)

Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.

Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.

Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang bola.
4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.
5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian Iengkungan bola sebelah kanan dan lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.
6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola.Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat di belakang kok.
7. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul kok.
8. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.
9. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.

12. Netting

Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.

Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.

Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.

Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net.
2. Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.
3. Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin.
4. Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dan pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langit-langit.

Cara Latihan
1. Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket.
2. Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda berusaha memukul kok itu.
3. Lakukan latihan ini di sisi kanan dan kiri secara bergantian.
4. Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak.
5. Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah.

Tentang Voli

SEDIKIT TENTANG VOLI :
Bola voli, yang dinaungi oleh FIVB (Federation Internationale De Volley-Ball) yang berdiri pada tahun 1947 dan pertama kali dipertandingkan di tingkat dunia pada tahun 1949 di Praha, Cekoslovakia adalah salah satu dari empat cabang olahraga yang cukup digemari di Indonesia (Selain Bulutangkis, Sepakbola, dan Basket). Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu Tosser (atau setter), spiker (tukang smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh mensmash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Untuk bermain bola voli tidak menuntut kemampuan fisik yang tinggi, yang diperlukan hanyalah semangat untuk mau mengejar bola kemanapun jatuhnya :p. perlahan-lahan teknik yang diperlukan untuk bermain voli itu akan tumbuh dengan sendirinya.
Justru ada satu hal yang mungkin dilupakan oleh banyak orang, yaitu bahwa bermain voli juga menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.
Jadi hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa yang penting dalam bermain voli adalah lompatan yang tinggi, passing yang bagus, dan pukulan yang keras. Tanpa otak maupun kemauan yang cukup mustahil semua itu bisa tercapai.

Teknik Bola Voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.
Lapangan permainan
an lapangan bola voli
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah berukuran 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2.43 meter dan untuk net putri 2.24 meter. Garis batas penyerangan untuk pemain belakang, jarak 3 meter dari garis tengah ( sejajar dengan net ). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm
Teknik Bola Voli :
Service
Service ada beberapa macam:
Service dengan ayunan tangan dari bawah.
Service dengan ayunan tangan dari samping.
Service dengan ayunan tangan dari atas.
Jump Service
yang perlu diperhatikan dalam service
Sikap badan.
Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
Saat kapan harus memukul Bola.
Passing
Passing Bawah ( Pukulan/penganmbilan tangan kebawah )
Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
Passing Keatas ( Pukulan/penganmbilan tangan keatas )
Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
Penyentuhan pada semua jari2 dan gerakannya meluruskan kedua tangan
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

Belajar Pass Bawah
Cara belajar pass bawah :
dapat dilihat bahwa terdapat beberapa teknik dalam permainan bola voli. Dari beberapa teknik tersebut, pass bawah adalah salah satu teknik voli yang paling krusial. Sehingga sebaiknya teknik pertama yang diajarkan pada siswa di sekolah dalam pembelajaran penjas di sekolah menengah adalah teklnik pass bawah.
Adapun salah satu contoh pembelajaran pass bawah di sekolah adalah sebagai berikut :
siswa dijelaskan fungsi pass bawah
sikap awal kedua jari tangan rapatkan,tangan luruskan, badan agak bungkuk, lutut sedikit ditekuk.
Pada saat perkenaan, bola mengenai sedikit di atas pergelangan tangan.
Siswa berpasangan saling berhadapan dengan jarak 3-5 meter, salah satu mengumpan dan lainnya nmelakukan pass bawah.
Kemudian berpasangan saling melakukan pass bawah.

BOLA BASKET

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.

A. Sejarah perkembangan

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. "Basket ball" (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembila orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya bisa berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan .
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan.
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.

  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah dua babak, masing-masing 15 menit dan 5 menit untuk beristirahat diantara kedua babak.
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925. Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk kedua kalinya.

B. Perkembangan Bola Basket
Permainan basket sudah sangat berkembang dan digemari sejak pertama kali diperkenalkan oleh James Naismith. Salah satu perkembangannya adalah diciptakannya gerakan slam dunk atau menombok, yaitu gerakan untuk memasukkan dan melesakan bola basket langsung ke dalam keranjang yang bisa dilakukan dengan gerakan akrobatik yang berkekuatan luar biasa.

SEJARAH PERMAINAN TENIS

Tenis ternyata merupakan olahraga yang sudah sangat tua. Terekam pada pahatan yang dibuat sekitar 1500 tahun sebelum masehi di dinding sebuah kuil di mesir yang menunjukan representasi dari permainan bola tenis dan dimainkan pada saat upacara keagamaan. Permainan ini kemudian meluas ke seluruh daratan eropa pada abad ke-8

Pada awal perkembangannya tenis dimainkan dengan memakai tangan atau sebuah tongkat yang dipukulkan bergantian menggunakan sebuah bola dari kayu yang padat. Permainan ini kemudian berkembang lagi menjadi permainan bola dengan dipukulkan melintasi sebuah dinding penghalang. Karena pada saat itu dirasakan bahwa kontrol bola lebih terasa menggunakan tangan, maka media yang berkembang pada waktu itu adalah dengan menggunakan sarung tangan kulit yang kemudian berevolusi kembali dengan menambahkan gagang. Inilah cikal bakal lahirnya sebuah raket tenis. Bola pun berevolusi dari sebuah bola kayu padat menjadi bola dari kulit yang diisi oleh dedak kulit padi.

Olahraga ini sangat berkembang di Perancis waktu itu. Pada abad 16-18 telah mulai banyak digandrungi terutama oleh kalangan Raja-raja dan para bangsawan dengan nama ‘Jeu de Palme’ atau olah raga kepalan tangan. Kata Tenis sendiri dipercaya berasal dari pemain Perancis yang sering menyebut kata ‘Tenez’ yang artinya “Main!” pada saat akan memulai permainan dan hingga sekarang kata tersebut dipakai sebagai nama olahraga ini. Tenis kemudian berkembang hingga dataran Inggris dan juga menyebar ke Spanyol, Itali, Belanda, Swiss dan Jerman. Namun tenis mengalami kemunduran saat terjadinya revolusi Perancis dan berkuasanya Napoleon Bonaparte di Eropa.

Pada abad 19 barulah tenis dimunculkan kembali oleh para bangsawan Inggris dengan membangun fasilitas-fasilitas country club atau lapangan tenis di rumahnya yang besar. Karena pada waktu itu tenis populer dimainkan di halaman rumput, maka terkenal dengan sebutan ‘Lawn Tennis’ atau tenis lapangan rumput. Pada masa ini juga mulai muncul bola dari karet vulkanisir yang pada waktu itu dianggap dapat mengurangi rusaknya rumput di lapangan tanpa mengurangi elastisitas dari bola itu sendiri.

Sebutan Lawn Tennis berasal dari seorang Inggris bernama Arthur Balfour. Sejak ditemukannya lawn tennis, orang mulai bereksperimen dengan memainkannya di permukaan lain seperti clay court (tanah liat) dan hard court (semen). Menggeliatnya permainan tenis ternyata mampu menggeser permainan Croquet sebagai olahraga musim panas. Puncaknya terjadi pada tahun 1869 ketika salah satu klub croquet ternama di Inggris, All England Croquet Club, tidak berhasil menarik banyak peminat dan mencoba untuk memasukan tenis sebagai olahraga lainnya. Hasilnya klub ini sangat sukses menarik peminat terutama pada permainan Tenis tersebut hingga pada tahun 1877 mengganti namanya menjadi ‘All Engand Croquet and Lawn Tennis Club’. Sejarah ini berlanjut ketika lokasi klub yang bertempat di Wimbledon terjadi kenaikan sewa tanah yang memaksa klub untuk mendapatkan dana lebih dari biasanya. Oleh karena itu klub mengadakan turnamen tenis pertama di Wimbledon dengan membentuk sebuah panitia untuk mengadakan pertandingan dan membuat peraturan yang baku dalam permainan ini. Turnamen tersebut diikuti oleh 20 peserta dengan penonton sekitar 200 orang dan ini merupakan cikal bakal turnamen Wimbledon yang merupakan salah satu turnamen grand slam tenis bergengsi di dunia.

Melanjutkan posting pertama tentang sejarah tenis, kali ini adalah cerita pasca lahirnya turnamen Wimbledon pertama tahun 1877. Tahun-tahun setelah Wimbledon berlangsung tenis mulai merebak di seluruh Inggris dan mulai menyeberang Amerika.

Turnamen-turnamen pun mulai banyak digelar di daerah-daerah dan bermunculanlah pemain-pemain top lokal yang berkompetisi di daerahnya masing-masing. Bersamaan dengan ini adalah jaman revolusi industri yang memacu tenis menjadi sebuah industri olah raga baru. Pabrik-pabrik mulai memproduksi net, sepatu, bola dan raket tenis. Peraturan-peraturan bermain tenis pun berevolusi seiring dengan evolusi teknologi peralatan tenis dan pengalaman dari menjalankan turnamen-turnamen.

Pada tahun 1881 dibentuklah federasi tenis Amerika, United States National Lawn Tennis Association (sekarang United States Tennis Association), yang membuat standardisasi peraturan tenis yang baku di Amerika dan menjadi panitia pergelaran tenis akbar yang pertama di Amerika yaitu U.S. National Men’s Singles Championship (sekarang US Open) di Newport, Rhode Island. Pertandingan Internasional tahunan pertama terselenggara tahun 1900 yang bernama Davis Cup dan masih dimainkan hingga saat ini. Tidak hanya di Inggris dan Amerika, Tenis juga populer di Perancis dan menyelenggarakan turnamen pertamanya pada tahun 1891 yang dinamakan French Open. Ketiga turnamen ini bersama dengan Australian Open yang bergabung terakhir (1905) menjadi turnamen paling akbar sedunia hingga saat ini dan diberi nama Grand Slam.

Dunia Tenis profesional mulai muncul pada tahun 1926 ketika seorang promotor bernama CC Pyle mengadakan pertandingan eksibisi yang diikuti dengan pemain dari Amerika dan Perancis dengan penonton yang ditarik bayaran. Saat itu mulai banyak pemain yang tak hanya berkompetisi tenis untuk mengejar ketenaran saja, tetapi juga mengejar bayaran yang cukup banyak.

Olah raga tenis mulai mengalami kemunduran kembali ketika Perang Dunia II berkecamuk. Turnamen2 akbar di empat negara tersebut (Grand Slam-red) tidak dipertandingkan hingga tahun 1946 ketika perang telah berakhir. Pada saatnya pertandingan tenis mulai muncul kembali, pakaian yang dikenakan pemain pun mengalami evolusi. Yang sebelumnya pemain mengenakan pakaian putih-putih dengan celana panjang ala bangsawan berganti dengan celana olahraga pendek yang lebih berkesan sporty.

Generasi selanjutnya pasca perang semakin menjadikan Tenis menjadi olah raga yang dinamis. Teknologi peralatan tenis pun berkembang dengan pesatnya begitu pun teknik permainan tenis. Hingga saat ini kita lihat betapa pesatnya kemajuan teknologi tenis serta kualitas permainan yang semakin tinggi. Ini ditambah dengan kemajuan teknologi penyiaran media massa yang memulai debutnya dengan menyiarkan siaran langsung dengan radio transistor pada tahun 1927 hingga siaran langsung turnamen Wimbledon tahun 1968 yang disiarkan pertama kali dalam full colour.

Berkat jasa media massa pula Tenis menjadi olahraga yang mendunia.

PERATURAN PERMAINAN TENIS

Dalam sebuah permainan tentu saja terdapat peraturan-peraturan yang berfungsi sebagai titik tolak bagaimana bermain tenis serta batasan-batasan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam sebuah permainan tenis. Kalau merujuk dari peraturan lengkap yang dikeluarkan oleh ITF (International Tennis Federation), banyak sekali yang harus ditulis pada blog ini. Oleh karena itu saya akan jelaskan hanya yang umumnya harus kita ketahui.

1. Skoring

Mari kita mulai dari satuan terkecil terlebih dahulu. Standar perhitungan angka yang dipakai dalam tenis adalah sbb:
- nol (love)
- 15
- 30
- 40
- Game
Apabila terjadi skor imbang pada poin 40, maka dinyatakan deuce (indonesia-jus) dan pemain berusaha merebut 2 poin berturut-turut untuk merebut game.

Pemain yang memenangkan game akan mendapatkan 1 angka dan harus dikumpulkan hingga merebut 6 game. Namun apabila terjadi angka berimbang pada poin 5 (5-5), maka game dilanjutkan hingga 7. Apabila game masih berimbang pula pada angka 6 (6-6), maka game berlanjut pada perhitungan Tie Break.

Tie Break terjadi pada skor game 6-6 dan pemain yang memiliki giliran serve memulainya dari sisi lapangan sebelah kanan pemain (deuce court) satu kali dan kemudian pindah serve pada lawannya yang memulai dari sisi kiri lapangan (ad court) dengan dua kali kesempatan dan selanjutnya masing-masing memperoleh dua kesempatan serve.

Apabila pemain telah memenangkan game-nya hingga 6 atau seperti tersebut di atas, maka pemain tersebut dikatakan merebut 1 set. Standar yang dipakai dalam turnamen tenis menerapkan 2 sistem set, yaitu :
- Best of Three : pemain membutuhkan 2 set untuk memenangkan pertandingan.
- Best of Five : pemain membutuhkan 3 set untuk memenangkan pertandingan.

2. Servis dan Penerima

Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang menerima pukulan serve di sisi diagonal dari pemain serve atau sama-sama pada sisi deuce court. Pemain yang melakukan service diharuskan memukul bola ke arah deuce court pemain lawan pada daerah service line.

Pemain mendapatkan dua kali kesempatan untuk melakukan servis. Namun bila servis terkena net dan jatuh pada daerah di dalam daerah servis lawan, maka servis diulang menurut jatah servisnya (contohnya apabila saat servis kedua bola menyentuh net, maka servis diulang sebagai servis kedua dan mendapat kesempatan 1 kali servis lagi).

Untuk double, pemain yang pertama melakukan servis ditentukan sebelum game dimainkan dan begitupun penerimanya. Setelah game selesai, maka penerima bergantian menjadi pemegang servis kemudian berotasi kembali untuk pemain kedua dari tim yang servis pertama memegang kendali servis dst.

Servis dilakukan di belakang garis baseline, di sisi kanan lapangan (deuce court) menuju digonal ke arah daerah servis lawan. Pemain yang menginjak garis baseline atau masuk ke daerah permainan tenis pada saat tangan mengayun raket untuk melakukan servis dianggap melakukan kesalahan (foot fault) dan poin untuk pihak penerima.

3. Daerah dan garis Permainan

Untuk game single atau perorangan, daerah permainannya adalah zona dalam minus daerah alley, sedangkan untuk game double atau ganda garis permainannya meliputi seluruh lapangan didalam garis baseline.

Garis merupakan batas dari daerah permainan. Apabila seluruh bagian atau sebagian dari bola menyentuh garis permainan maka bola dinyatakan masuk karena bola menyentuh lapangan yang dibatasi oleh suatu garis.

4. Poin

Seorang pemain kehilangan poin apabila:

• Melakukan dua kali kesalahan pada servis

• Tidak dapat memukul bola setelah lebih dari satu kali bola menyentuh tanah.

• Memukul bola namun jatuhnya bola di luar garis permainan (out).

• Pemain yang menerima servis memukul bola sebelum bola memantul.

• Pemain dengan SENGAJA memukul bola lebih dari 2 kali sentuhan.

• Seorang pemain menyentuh bagian dari net dengan raketnya atau dengan bagian badannya saat bola masih dimainkan.

• Pemain memukul bola sebelum bola melintasi net.

• Bola menyentuh bagian tubuh atau apapun yang melekat pada tubuhnya selain raket tenis.

• Bola menyentuh raket namun pemain tidak memegangnya.

• Pada permainan ganda, kedua pemain menyentuh bola dengan raketnya sekaligus.

PERMAINAN SEPAK BOLA

1. Peraturan Permainan Sepak Bola

a. Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oelh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut :
1) 4-4-2
2) 4-3-2-1
3) 4-5-1
4) 3-4-3
5) 3-5-2
Taktik yang dipakai oelh sebuah tim selalu berubah tergatung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada iga taktik yang digunakan, yaitu bertahan, menyerang dan normal.

b. Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang “Wasit (sepak bola)” Wasit yang mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final.

c. Tim
Setiap tim maksimal sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimal pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).
d. Lapangan Permainan
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.

2. Teknik-Teknik Dasar Sepak Bola
Teknik sepak bola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain. Teknik sepak bola terdiri dari bermacam-macam gerakan.
1) Teknik Menendang Bola
a. Menendang Dengan Menggunakan Kaki Bagian Dalam (Inside-Foot)
b. Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki (Instep Foot)
c. Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam (Inside Instep)
d. Menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian luar (Outside Instep)
2) Teknik Menahan Bola
a. Menahan Bola Menyusur Tanah
b. Menahan Bola Memantul
c. Menahan Bola di Udara (Tanpa Jatuh ke Tanah)

Makalah Guru Penjas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Profesi guru adalah termasuk profesi tua di dunia. Pekerjaan mengajar telah ditekuni orang sejak lama. Pada zaman prasejarah proses belajar mengajar berlangsung melalui pengamatan dan dilakukan oleh keluarga.
Profesi guru pada sistem persekolahan mulai berkembang di persada Nusantara pada zaman kolonial. Guru telah ikut berperan dalam pembentukan Negara-Bangsa Indonesia yang memiliki bahasa nasional Bahasa Indonesia. Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam perjalanan bangsa ini dalam menanamkan nasionalisme, menggalang persatuan dan berjuang melawan penjajahan. Sayangnya dalam beberapa dekade yang lalu dan masih berlanjut sampai kini profesi guru dianggap kurang bergengsi dan kinerjanya dinilai belum optimal serta belum memenuhi harapan masyarakat. Akibatnya mutu pendidikan nasional pun dinilai terpuruk. Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pendidikan, disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan perkembangan global. Hingga kini persoalan guru belum pernah terselesaikan secara tuntas. Persoalan guru di Indonesia adalah terkait dengan masalah-masalah kualifikasi yang rendah, pembinaan yang terpusat, perlindungan profesi yang belum memadai dan persebarannya yang tidak merata sehingga menyebabkan kekurangan guru di beberapa lokasi. Segala persoalan guru tersebut timbul oleh karena adanya berbagai sebab dan masing-masing saling mempengaruhi.

B. RUMUSAN MASALAH
Melihat pendidikan di negara kita yang mutunya masih kurang baik maka pemerintah harus segera memperbaiki agar mutu pendidikan di Indonesia bisa terangkat dan dapat disejajarkan dengan negara asia lainnya. Didalam meningkatkan mutu pendidikan di ndonesia peran guru sangat penting maka sangatlah dibutuhkan para guru-guru yang profesional. Untuk itu, seorang guru harus mampu meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang pendidik.Sehingga dapat dirumuskan masalah “Upaya-upaya apakah yang dapat meningkatakan profesionalisme guru “.

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai panduan atau dapat juga untuk menambah pengetahuan seorang guru sebagai pendidik tentang bagaimana untuk meningkatkan profesionalisme guru agar dapat menjadi seorang guru yang profesional dan dapat memajukan mutu pendidikan di Indonesia yang saat ini mutunya masih tergolong rendah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Guru di Indonesia
Permasalahan guru di Indonesia tersebut secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai. Padahal sudah sangat jelas hal tersebut tidak menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang rendah , salah satu penyebabnya adalah mutu guru yang masih rendah. Permasalahan guru di Indonesia harus diselesaikan scara komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi, dan administrasinya.
Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar adalah adanya perubahan, karena itu permasalahan akan senantiasa ada sampai kapanpun. Institusi pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan perkambangan yang ada dalam masyarakat. Demikian pula dengan guru, yang senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan. Akibatnya demikian banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru, karena ketidakmampuannya menyesuaikan perubahan yang terjadi di sekelilingnya sebagai akibat dari keterbatasnnya sebagai individu atau karena keterbatasan kemampuan sekolah dan pemerintah. Jadi masalah pendidikan senantiasa muncul karena adanya tuntutan agar institusi pendidikan termasuk guru menyesuaikan dengan segala perkembangan yang ada dalam masyarakat.

B. Kompetensi Penting Profesi Guru
Profesionalisme guru di bangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah : kompetensi bidang bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan / pengabdian masyarakat.
Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kerja dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya. Masyarakat telah mempercayakan sebagian tugasnya kepada guru. Tugas guru yang diemban dari limpahan tugas masyarakat tersebut antara lain adalah mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan, dan nilai-nilai. Selain itu guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan maenjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan mengklarifikasi. Tugasnya sebagai pendidik bukan hanya mentrnsfer pengetahuan , keterampilan dan sikap, tetapi mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya dan bahkan mampu memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu guru harus siap untuk diuji kompetensinya secara berkala untuk menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus berkembang. Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan lebih dituntut aktualisasinya. Misalkan kemampuannya dalam :

1. Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan.
2. Mengelola kegiatan individu.
3. Menggunakan multi metode dan memanfaatkan media.
4. Berkomunikasi interaktif dengan baik.
5. Memotifasi dan memberikan respons.
6. Melibatkan siswa dalam beraktifiktas.
7. Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa.
8. Melaksanakan dan mengelola pembelajaran.
9. Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran.
10. Menguasai materi pelajaran
11. Memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab.
12. Mampu melaksanakan penelitian.

Secara spesifik pelaksanaan tugas guru sehari-hari di kelas seperti membuat siswa berkonsentrasi pada tugas, harus dilanjutkan dengan aktivitas dan tugas tambahan yang tidak kalah pentingnya seperti membahas persoalan pembelajaran dalam rapat guru, mengkomunikasikan hasil belajar siswa dengan orang tua dan mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran dengan sejawat. Bahkan secara lebih spesifik guru harus dapat memgelola waktu pembelajaran dalam setiap jam pelajaran secara efektif dan efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran seara efektif dan efisien tersebut, guru harus senantiasa meningkatkan keterampilan dasarnya. Menurut Rosenshine dan Stevens ada sembilan keterampilan dasar yang penting harus dikuasai guru adalah keterampilan :

1. Membuka pembelajaran dengan mereview secara singkat pelajaran terdahulu yang terkait dengan pelajaran yang akan disajikan.
2. Menyajikan secara singkat tujuan pembelajaran.
3. Menyajikan materi dalam langkah-langkah kecil dan disertai latihannya masing-masing.
4. Memberikan penjelasan dan keterangan yang jelas dan detail.
5. Memberikan latihan yang berkualitas.
6. Mengajukan pertanyaan dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahamannya.
7. Membimbing siswa menguasai keterampilan atau prosedur baru.
8. Meemberikan balikan atau koreksi.
9. Memonitor kemajuan siswa.

Selain itu, tentu saja masih ada keterampilan lain yang harus dikuasai guru mislnya menutup pelajaran dengan baik dengan membuat rangkuman dan memberikan petunjuk tentang tindak lanjut yang harus dilakukan siswa. Singkatnya banyak hal-hal kecil yang harus diperhatikan dan dikuasai oleh guru secara komulatif membentuk suatu keutuhan kemampuan secara profesional yang bisa ditampilkan dalam bentuk kinerja yang optimal. Dalam upaya meningkatkan prfesionalisme guru, maka guru sendiri harus mau membuat penelitian atas kinerjanya sendiri. Jadi, guru harus memperbaiki profesionalismenya sendiri, dan mayarakat membantu mempertajam dan menjadi pendorongnya.

C. Upaya-upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme
Peningkatan profesionalisme guru sebenarnya ditentukan oleh seorang guru itu sendiri. Apakah seorang guru tesebut ingin menjadi seorang guru yang profesional atau tidak Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru jika ingin meningkatkan keprofesionalisme, yaitu :

1. Memahami standart tuntutan profesi yang ada.
Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan Profesionalismenya.Sebab, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara, sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.

2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.
Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melului training, seminar, dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.

3. Membangun kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilkukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui jaringan kerja inilah guru dapat memperoleh akses terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya.Dalam hal ini juga dapat di bina melalui jaringan kerja yang luas dengan menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi, misal melalui korespondensi dan mungkin melalui internet. Apabila hal ini dilakukan secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan profesi dari sejawat guru di Indonesia bahkan dunia.

4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen.
Upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituenya yaitu siswa , Orang tua dan sekolah . Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang di danai, di adakan dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.

5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan inmormasi mutkhir agar senantiasa tidak keinggalan dalam kemampuannya menggelola pembelajaran.
Satu hal lagi yang dapat diupayakan ntuk peningkatan profesionalisme guru adalah melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreatifitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan informasi mutakhir. Guru dapat memanfaatkan media presentasi komputer dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang tekhnologi pendidikan. Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukunganya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.

BAB. III
PENUTUP

A. Kesemipulan
Makalah ringkas ini menyajikan beberapa gagasan tentang berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan sorotan utama , yaitu mengenai permasalahan guru di Indonesia, kompetensi penting profesi guru dan upaya-upaya guru meningkatkan profesionalisme. Berdasarkan pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa peran seorang guru sangat jelas ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu Pendidikan Nasional yang rendah, bisa saja salah satu penyebabnya adalah mutu guru yang masih rendah. Untuk itu guru haruslah meningkatkan kemampuan dalam bidangnya agar dapat menjadi seorang pendidik memiliki mutu yang tinggi dan menjadi seorang guru yang profesional agar dapat meningkatkan mutu pendidikan Nasional yang saat ini masih rendah dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang bermutu dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.
B. Saran-saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa bahwa makalah ini masih banyak kekuranganya jika digunakan sebagai acuan menjadi seorang guru yang profesional mungkin juga dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat membuat makalah ini lebih baik dan mendekati sempurna, sehingga dapat membantu para seorang pendidik dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang guru.

BAB . IV
DAFTAR PUSTAKA


Pannen. P. dkk ( 1999 ) Cakrawala Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Purwanto. ( 2000 ). Difusi Inovasi. Jakarta: STIA LAN Press.
oleh arief kurniawan